Gambar Mewarnai Mobil Sport
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Mobil Sport. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Oren dan Cikcik - Cerita Kucing
Bagian 1: Si Oren dan Kekacauan Pagi yang Biasa Di sebuah peternakan kampung yang tidak tahu konsep sunyi, hiduplah seekor kucing jantan berbulu oranye belang-belang seperti karpet yang pernah dicuci tapi nggak dibilas. Namanya Oren. Tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali manggil dia begitu, tapi sejak pertama kali dia mendarat dari langit—maksudnya, dilempar anak kecil tetangga ke kandang sapi karena dikira tikus raksasa—semua langsung sepakat: ini Oren. Titik. Peternakan tempat Oren tinggal tidak mewah. Tapi cukup ramai untuk bikin orang insomnia merasa tidak sendiri. Setiap pagi dimulai dengan trio ayam jago yang entah kenapa nggak pernah sepakat soal waktu berkokok. Si Kokok (jago tua, pensiunan adu ayam), selalu mulai jam empat subuh. Disusul si Bowo yang ngotot semua harus bangun jam lima. Dan terakhir si Kecil, jago muda labil yang baru belajar kokok tapi suaranya lebih mirip toa rusak. Biasanya dia mulai teriak pas sapi-sapi lagi pipis. Oren tinggal di loteng kandang kambing. Tempat paling hangat, paling bau, dan paling jarang dikunjungi manusia—kombinasi yang sempurna buat kucing introvert berjiwa petualang sepertinya. Pagi itu, Oren terbangun karena mimpi buruk: dia dikejar bebek sambil dibilang “anjing!” padahal jelas dia kucing. Begitu bangun, realitas lebih buruk. Seekor kambing jantan baru, warna...
Baca Dongeng...Kiko Si Kucing Rumahan dan Kwak Si Gagak Nyinyir - Cerita Dongeng
Pada zaman dahulu, di sebuah desa pinggir hutan yang damai, hiduplah seekor kucing gendut bernama Kiko. Bulu Kiko putih belang hitam, matanya bulat, dan perutnya… yah, sedikit meluber. Aktivitas harian Kiko sangat padat: Bangun tidur. Makan. Meringkuk di dekat jendela. Menguap. Tidur lagi. “Kerjaannya cuma gitu doang!” ujar seekor burung gagak bernama Kwak, yang tinggal di pohon depan rumah manusia tempat Kiko tinggal. Kwak adalah tipe burung yang sangat aktif, cerewet, dan suka mengomentari hidup makhluk lain. “Aku tiap hari terbang jauh cari makan, ngumpulin ranting, nyari tempat berteduh dari hujan. Eh dia? Duduk manja di bantal empuk sambil ngeong-ngeong manja ke manusia! Dasar kucing rumahan pemalas!” Kiko hanya mendongak sedikit, lalu menguap panjang. “Yawdah sih, gak usah nonton hidupku…” “Dan kamu itu kucing, ya! Tapi gak pernah nangkep tikus! Apa gunanya kamu hidup bareng manusia?” Kiko menoleh malas. “Eh, jangan salah. Aku emang gak suka berburu, tapi kehadiranku aja udah cukup bikin tikus gak semena-mena.” Kwak cengar-cengir. “Ngaku-ngaku penting, padahal cuma makan dan tidur. Aku lebih respek sama kucing liar di hutan. Mereka mandiri, tangguh, keren!” Kiko mengangkat ekornya pelan dan berjalan menuju tempat makan. “Aku gak butuh keren. Aku cuma pengen hidup damai.” Kwak masih terus membanding-bandingkan....
Baca Dongeng...Sabana 3: Serangan dari Timur dan Kesetiaan yang Tak Terduga - Dongeng
Belum sempat Raja Singa Muda menikmati hari pertamanya sebagai pemimpin, ancaman sudah datang lebih cepat dari bayangan. Kawanan hyena dan kelompok singa asing dari timur bergerak mendekat. Mereka mencium kelemahan di savana setelah pergantian kekuasaan, berharap kekacauan menjadi celah untuk menyerang. Hyena dipimpin oleh Braka, seekor pemimpin licik yang lama menyimpan dendam pada keluarga Raja Singa. Ia merasa dirinya lebih cerdas, dan aturan baru yang dibuat sang raja terdahulu telah membatasi kesenangannya dalam berburu dan meneror. Sementara itu, Singa Timur dipimpin oleh Kodan, seekor singa besar dengan luka sayat di pipinya dan surai hitam legam. Ia tidak peduli pada kehormatan atau aturan, hanya kekuasaan. "Savana terlalu tenang di bawah Leo dan anak manisnya," gumam Kodan. "Saatnya kami yang berkuasa." Malam sebelum penyerangan, para penghuni savana mulai gelisah. Angin membawa bau asing. Tanah terasa bergetar. Raja muda berdiri di tengah kawanan, matanya tajam. "Aku tak akan biarkan mereka menghancurkan apa yang telah dijaga ayahku." Ia memanggil semua sekutu. Tapi bukan hanya singa yang datang. Dari kejauhan, gajah-gajah besar dengan langkah berat dipimpin oleh Matra, sang gajah tua yang dulu diselamatkan oleh Leo dari jerat pemburu. Di belakangnya, jerapah, banteng, badak, zebra, bahkan kelinci dan burung unta ikut datang. "Kami tidak datang...
Baca Dongeng...